Friday, 27 June 2014

Goenchanayo???


Aku pikir cerita ini sudah tamat… Aku berniat merangkak menjauh tanpa dijejaki olehnya, mengakhiri skenario yang melelahkan ini.
Namun dengan sadar aku kembali berhaluan oleh terbaah sapaannya.
Kembali disergap oleh berbagai pertanyaan, dan kembali memutar otak  mengartikan deru kalimatnya.
“Apakah dia melihatnya? Bagaimana dia menerjemahkan kalimatnya? Atau mungkinkah   hal itu berarti dia PERHATIAN?”

Anio
Sudahlah … ! Tak bisakah kau menerjemahkan bagaimana lugasnya dia membacakan narasi itu? Bagaimana bisa kau begitu bodoh? 
Goenchanayo” ???

Hanya karena di mengucapkan kata itu…
Bukankah itu kata yang lumrah.
Bukankah kata itu terlalu amat biasa.
Bukankah dia mengucapkannya kepada setiap orang?

Iya… Kau benar.
Aku terlampau jauh mengartikannya…
Namun aku begitu menikmati kebodohanku.
Ringisanku menjelma menjadi pahatan senyum, hanya karena dentuman tanyanya.
Aku belum mampu mengacuhkannya hadirnya.
Lantas aku harus bagaimana? 



1 comment:

  1. Ciee, yg masih terngiang~
    Alihkan sja, kalau bsa lupakan *eh :D

    ReplyDelete