Untuk menyamarkan bayangan tenggelam yang nyaris menembus paduk...
Tak jarang seseorang harus memaksa awan menghitam untuk menutupinya, setidaknya tempias itu cukup menghambat langkah yang begitu garang.
Tapak dara yang sejak awal tumbuh dengan baik, Berkeras aku pupuki racun, sengaja mengundang ayam dengan harap akan mengobrak-abrik dengan cekernya.
Namun pada akhirnya akar yang dicabut dengan paksa, akan tunggak juga, dan menjadi pecahan yang lebih kecil lagi. Sehingga aku harus mengeluarkan tenaga yang lebih keras lagi untuk mencugkilnya. Hingga otakku seperti kolos yang mengusut.
Apakah tapak dara itu begitu kuat mencengkram tanah?
Apakah banyangan itu tak bosan menjadi pelakon dalam kelir saja?
Friday, 14 November 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment